Kebahagiaan yang tidak bisa dibeli

by 06.08 0 komentar










Waktu aku kecil, aku sering disayang, semua orang juga merasa demikian, aku merasa tidak ada beban dalam menjalani semuanya, hidup terasa hanya untuk bermain bermain dan bermain.

Aku terjatuh ketika bersepeda lalu aku nangis, ayah ku menghampiriku dan menggendongku, begitu terus sampai aku lancar bersepeda, dari situ aku belajar bahwa terjatuh itu tidak harus berlarut larut, kita harus bangkit dan mencoba lagi.

Dari situ juga mungkin aku belajar, begitu pentingnya ayah buat kita, mungkin ibu memang penting, tapi tanpa ayah aku tidak akan mendapat kasih sayang dari kedua orang tua ku.

Mungkin di blog sebelumnya aku mengatakan bahwa, bahagia tidak semudah itu, benar, tapi aku juga mengatakan bahwa bahagia itu gampang ketika kamu terbawa arus tawa yang akan membuat mu bahagia.

Mungkin aku dulu bukan orang yang dekat dengan ayah, aku selalu jauh dan takut kepadanya, kenapa ? mungkin dari kecil kita tidak pernah pergi bersama apalagi bercanda.

Aku sempat menyesal ketika aku tidak dekat dengannya, mungkin dia malu untuk berbicara terlebih dahulu, mungkin gengsi membawa ku kepada ketidak bahagiaan.

Aku sempat masuk kedalam masa kelam, masa yang dimana aku hanya bisa menangis untuk meratapi semuanya, aku tidak kuat waktu itu dan mungkin sempat frustasi.

Aku mencoba berdoa kepada alllah, berdoa selalu kepadanya, aku sempat berfikir betapa jahatnya tuhan, aku tidak kuat dengan cobaan ini, mungkin disuata malam aku manangis di setengah pagi dan malam, menangis diantara dosa dan kesalahan ku.

Dari situ aku mendapatkan semuanya mungkin ini tahun terakhir bersamanya, bersama dengan kedua orang yang dari kecil ada selalu buat aku, ketika aku sakit, aku terjatuh, dan aku dalam masa kelam mereka tetap selalu ada buat ku.

Jujur sekarang aku mulai bisa merasakan kehangatan keluarga lagi, mungkin tahun ini terakhir aku bersama mereka, bersama dengan kebahagiaannya, belum lama aku sempat pergi keluar bersama mereka, aku disana benar benar merenung, jujur aku menangis ketika kebahagiaan itu datang, aku melihat semua adik adik ku bahagia, melihat tawa mereka dan melihat tawa kedua orang tuaku.

Aku berharap aku selalu bisa jadi yang terbaik untuk mereka, aku berharap aku jadi anakyang berguna untuk mereka, aku jadi kakak yang selalu ada untuk adik adik ku.

Jujur aku menulis ini menangis, menangis ketika malam datang dan hujan mulai turun bersama air mata yang mengalir diantara kedua mata ini.

Aku manusia yang gampang menangis kalau soal keluarga, apalagi ibu dan sebentar lagi aku bakal pergi meninggalkan mereka, pergi bukan untuk selama, pergi bukan untuk menghilang apalagi meninggalkan.

Mungkin air mata tidak cukup untuk membayar kesalahanku dari lahir sampai aku seperti sekarang ini, berharao aku bisa kembali bermain sepeda dan terjatuh diantara bebatuan, aku berharap mendapat gendongan ayah dan usapan air mata dari ibu.


“ aku sayang sama kalian dan aku mohon untuk selalu ingat aku, aku anak yang selalu membuat kesalahan dan aku selalu salah, tapi aku lagi berusaha jadi anak yang baik dan jadi kakak yang baik untuk adik adik ku, mungkin aku tidak berani untuk berbicara langsung, mungkin nanti aku akan menangis seperti kemarin.




hambar

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar