Ada hal dimana kita tidak tahu mau berbuat apa, ada hal
ketika kita tidak bisa berjalan, iyaa karena tertahan sesuatu yang membuatmu
nyaman.
Kemarin adalah sebuah hari yang mungkin hanya aku yang
merasakan, rasa gundah tanpa kabar, rasa sakit tanpa kepastian yang hancur
menjadi berjuta keping, berbicara pun sulit karena banyak hal yang tak bisa
disampaikan.
Sang bidadari mulai mengkhianati, aku mati tanpa sayap
terjatuh kebumi dan hancur, teganya kau bidadari membuatku lemah tanpa arah.
Aku mulai menerka apakah sebuah rasa ini hanya khayalan
ataukah kenyataan, cinta untuk bertahan atau menangis untuk pergi.
Sejujurnya aku tidak menginkan ada yang tahu apa yang sedang
kurasa, namun aku berharap ada yang mengerti apa yang kujalani.
Sepertiga hari kujalani tanpa sayap, berharap tuhan
mengasihi apa yang telah kuingini.
Sempat kecewa terhadap bulan dia berbohong, cahayanya palsu
dia hilang ketika pagi hari, matahari pun begitu hilang ketika menjelang malam.
Semua penuh kebohongan, rasa kesal pun ada ketika aku mulai
resah dengan semuanya.
Ketika menjelang malam, aku berharap aku mendapat doa saja
dari sang bidadari namun dia tak kunjung tiba, dia masih tanpa kepastian
membuat hatiku lelah, dan membuat ku patah.
Aku ada janji dengan seseorang, dia berjanji untuk merubah
sayapku, tapi aku sempat ragu dengannya.
Aku bertemu dengannya ketika malam, hari itu tidak ada yang
aneh, atau aku yang tidak perduli dengan hal sekitar.
Dan ternyata.. seseorang itu membawa bidadari dan semua hal
yang membuat ku bahagia, aku bahagia sampai harus neneteskan air mata.
Bidadari itu cantik, aku tak menyangka bidadari membaut ku
terjatuh lalu mengangkatku kembali.
Sungguh lelah dengan kisah ini, namun akhirnya kisah ini
penuh misteri.
Sang penulis mulai tak bisa berkata, sang penulis hanya bisa
berlinang air mata karena bidadari.
Terima kasih untuk sang bidadari membawaku kedalam duniamu
“ doakan sang penulis ingin bahagia dengan jalur yang halal,
insyaallah sang penulis akan menikah dengan bidadari “
0 komentar:
Posting Komentar