Bimbang itu ketika
kita telah berada dibumi tapi hati masih berada di matahari, karena terlalu
panasnya hati ini ketika api cemburu mulai bergejolak melahap semua isu yang
mungkin tidak ada kebenarannya.
Ketika semua
terdiam, akan kah suara angin ini masuk didalam sela sela cinta yang tak
mungkin bisa kembali, bimbang terhadap suara nya yang meminta tolong atau
suaranya yang hanya memanggil tapi tak menoleh.
Aku bingung ketika
dihadapkan dalam dua pilihan, pilihan pertama adalah meninggalkan tapi tak
boleh pergi atau pergi tapi hanya setengah hati, ketika pilihan tersebut mulai
dekat dengan ku, aku mulai ragu untuk mengikuti pilihan tersebut.
Terkadang kita
hanya diberikan dua pilihan, timbul pertanyaan yang mungkin hanya angin dan air
yang bisa menjawab, lho kenapa angin dan air yang bisa menjawab, karena mereka
tak pernah mengikuti pilihan manapun, mereka hanya bergerak sesuai keinginan
mereka, yang mengalir kemanapun tanpa arah tapi satu tujuan kelaut, dan angin
berhembus kemana pun mereka suka dengan satu tujuan juga yaitu kelangit.
Aku akan membuat
tujuan ku sendiri, bukan meninggalkan tapi tak pergi bukan juga pergi tapi
hanya setengah hati, tapi aku akan membuat jalan ku sendiri, jalan yang menuju
satu tujuan untuk bahagia walau sekedar dari raut wajah yang selalu bersedih.
Mungkin aku hanya
seseorang yang tak pernah sadar apakah arti kebahagian, karena mudah bagi ku
untuk bahagia ketika melihat mu tersenyum walau hanya sekedar senyum manja
untuk dia yang selalu kau rindukan bukan aku.
Apakah kesedihan
itu akan selalu sedih, tidak untuk ku mungkin, kesedihan mengajarkan ku arti
perasaaan yang selalu membuat ku tegar dalam menghadapi segala hal.
“ aku bimbang
ketika aku harus memilih diantara langit yang biru mana yang lebih biru,
diantara air yang jernih mana yang lebih jernih dan juga diantara daun yang
hijau mana yang lebih hijau “
0 komentar:
Posting Komentar