Angin
malam ini tak begitu dingin untuk aku lewati, aku coba keluar diantara indahnya
malam, aku tak biasa pergi hanya untuk sementara, aku bukan orang yang memang
gampang untuk meninggalkan kecuali ada alasan tertentu.
Alasan
ku keluar malam ini adalah satu, aku hanya ingin bahagia menikmati malam,
merenungi malam sudah sering kujalani, sudah sering ku hampiri, sampai malam
pun bosan menghampiriku, dan angin pun tak ingin berlalu.
Sederhana
saja untuk malam ini, mungkin aku hanya ingin membuat kalian semua sadar bahwa
malam ini akan hilang ketika pagi, jadi jangan pernah sia siakan malam mu untuk
merenungi dia yang hanya menspecialkan malam ini untuk orang lain.
Mungkin
merenung perlu ketika kita berada diantara keadaan yang membuat kita lemah dan
membuat kita jatuh, tetapi ingat bangkit pun perlu ketika kamu harus bangkit
untuk bahagiakan dirimu.
Aku
sangat menikmati malam ini, keramaian dan kebisingan yang membuatku lupa akan
wajahnya yang selalu teringat ketika gelap datang, tapi malam ini ketika gelap
datang aku tak mengingat wajahnya, aku mulai lupa ketika dia tersenyum indah
dengan sedikit tawa yang membuatku gila.
Aku
memang gila ketika itu, ketika hanya memandang satu wajah yang selalu berpaling
diantara wajah lain, kadang aku tak bisa menutup mata ku hanya untuk tidak
ingin menyia nyiakan setiap detik untuk tidak lupa memandangnya.
Ah..
apakah harus sedih .. aku tidak sedih, karena aku siap untuk melupakan
segalanya, melupakan senyum, melupakan pandangan, serta wajah yang selalu ada disetiap
doaku.
Biarlah
waktu yang menjawab apakah kita akan bertemu untuk saling mencintai atau hanya
untuk saling menyalami diantara dua hati yang dulu saling mengisi.
Aku
hanya bisa berdoa dan selalu mendoakan mu, mungkin tidak mendoakanmu bersamaku,
aku selalu mendoakan mu selalu bahagia, bahagia bersama dia yang selalu kau
doakan didalam setiap malam mu.
Sudah
cukup, air pun tidak akan mengalir jika hujan turun, begitu pun aku, cukup
untuk selalu memikirkanmu, cukup untuk bermimpi bersamamu.
Bahagia
sederhana, tersenyumlah walaupun terasa sakit, bahagialah walau tak sehati, hei
kamu ? iyaa kamu yang selalu datang dimimpi ku, aku pamit untuk pergi.
Pergi
tanpa harus diantar dan tak akan kembali walau hati tak sesuai.
“
ketika mulut mulai berucap pergi tapi hati tak mau untuk berjalan, pergi secara
perlahan atau mati didalam 2 hati yang tak tertahan “
0 komentar:
Posting Komentar