Ketika hati yang
dulu kau sayangi kita kau lukai, ketika semua hasrat yang mungkin terpendam
akan tertuangin didalam sebuah tinta, ketika sebuah candaan mungkin akan
menjadi hinaan.
Aku yang mungkin
merindukanmu, atau aku yang terjebak dalam permainan ini, seakan dalam rasanya
ketika kau mulai tersenyum dengan seribu tawa, atau seribu duka.
Kita yang pernah
bersama kini tak pernah menyapa, kita yang selalu tertawa, kini hilang dengan
duka, apakah mentari sejahat itu membalik bulan dengan sinarnya, atau awan yang
terlalu kejam dengan seribu air yang mulai tertuang dimuka bumi.
kau mulai pergi
dengan keyakinanmu dan aku mulai menghilang dengan kesadaranku bahwa kau
bukanlah hal yang pantas untuk ku perjuangkan, iyaa aku lupa aku hanya sebatas
abu dengan api yang mulai mengecil, akan hilang ketika air menyapu ku atau
tertiup angin yang mulai menerpa.
Setiap bait mulai
menangis, setiap detik mulai berjalan, kau akan selalu ku tangisi walau hanya
sekedar tujuan, sesak mulai menghampiri ketika lagu diputar, aku mulai
menggerakan tanganku ke wajah, sadarkah diri ini dia sudah pergi.
Menghilang bukan
hanya tentang jiwa yang melangkah lau meninggalkan tapi perkara hati yang sudah
nyaman tapi terlupakan, akar tetap menjadi akar ketika dicabut, luka pun akan
menjadi luka ketika kau pergi.
Ini hati yang
lemah, ketika kau tinggalkan dia akan selalu sakit dan mengingat siapa kau ?
iyaa kau yang selalu pergi dengan seribu alasan.
Kau mengira aku
masih dengannya, aku mengira kau masih tertarik pada dia.
Perkiraan yang
mulai menghancurkan atau takdir yang mulai memisahkan
“ ketika kau
menghilang kau akan pergi dengan jiwa yang melangkah tetapi tidak dengan hati
yang tertahan “
0 komentar:
Posting Komentar