Waktu aku kecil,
aku sering disayang, semua orang juga merasa demikian, aku merasa tidak ada
beban dalam menjalani semuanya, hidup terasa hanya untuk bermain bermain dan
bermain.
Aku terjatuh
ketika bersepeda lalu aku nangis, ayah ku menghampiriku dan menggendongku, begitu
terus sampai aku lancar bersepeda, dari situ aku belajar bahwa terjatuh itu
tidak harus berlarut larut, kita harus bangkit dan mencoba lagi.
Dari situ juga
mungkin aku belajar, begitu pentingnya ayah buat kita, mungkin ibu memang
penting, tapi tanpa ayah aku tidak akan mendapat kasih sayang dari kedua orang
tua ku.
Mungkin di blog
sebelumnya aku mengatakan bahwa, bahagia tidak semudah itu, benar, tapi aku
juga mengatakan bahwa bahagia itu gampang ketika kamu terbawa arus tawa yang
akan membuat mu bahagia.
Mungkin aku dulu
bukan orang yang dekat dengan ayah, aku selalu jauh dan takut kepadanya, kenapa
? mungkin dari kecil kita tidak pernah pergi bersama apalagi bercanda.
Aku sempat
menyesal ketika aku tidak dekat dengannya, mungkin dia malu untuk berbicara
terlebih dahulu, mungkin gengsi membawa ku kepada ketidak bahagiaan.
Aku sempat masuk
kedalam masa kelam, masa yang dimana aku hanya bisa menangis untuk meratapi
semuanya, aku tidak kuat waktu itu dan mungkin sempat frustasi.
Aku mencoba berdoa
kepada alllah, berdoa selalu kepadanya, aku sempat berfikir betapa jahatnya
tuhan, aku tidak kuat dengan cobaan ini, mungkin disuata malam aku manangis di
setengah pagi dan malam, menangis diantara dosa dan kesalahan ku.
Dari situ aku
mendapatkan semuanya mungkin ini tahun terakhir bersamanya, bersama dengan kedua
orang yang dari kecil ada selalu buat aku, ketika aku sakit, aku terjatuh, dan
aku dalam masa kelam mereka tetap selalu ada buat ku.
Jujur sekarang aku
mulai bisa merasakan kehangatan keluarga lagi, mungkin tahun ini terakhir aku
bersama mereka, bersama dengan kebahagiaannya, belum lama aku sempat pergi
keluar bersama mereka, aku disana benar benar merenung, jujur aku menangis
ketika kebahagiaan itu datang, aku melihat semua adik adik ku bahagia, melihat
tawa mereka dan melihat tawa kedua orang tuaku.
Aku berharap aku
selalu bisa jadi yang terbaik untuk mereka, aku berharap aku jadi anakyang
berguna untuk mereka, aku jadi kakak yang selalu ada untuk adik adik ku.
Jujur aku menulis
ini menangis, menangis ketika malam datang dan hujan mulai turun bersama air
mata yang mengalir diantara kedua mata ini.
Aku manusia yang
gampang menangis kalau soal keluarga, apalagi ibu dan sebentar lagi aku bakal
pergi meninggalkan mereka, pergi bukan untuk selama, pergi bukan untuk
menghilang apalagi meninggalkan.
Mungkin air mata
tidak cukup untuk membayar kesalahanku dari lahir sampai aku seperti sekarang
ini, berharao aku bisa kembali bermain sepeda dan terjatuh diantara bebatuan,
aku berharap mendapat gendongan ayah dan usapan air mata dari ibu.
“ aku sayang sama
kalian dan aku mohon untuk selalu ingat aku, aku anak yang selalu membuat
kesalahan dan aku selalu salah, tapi aku lagi berusaha jadi anak yang baik dan
jadi kakak yang baik untuk adik adik ku, mungkin aku tidak berani untuk
berbicara langsung, mungkin nanti aku akan menangis seperti kemarin.
0 komentar:
Posting Komentar