Tidak ingin harapan itu datang

by 22.05 0 komentar







Haruskah kita menyalahkan nurani kita yang telah menghempaskan napas kegelisahan untuk setiap ketidak acuhan yang telah terpendam sekian lama ? nurani itu diri kita dan kita tidak dapat berdusta dan membohongi diri kita sendiri.


Mungkin biarkan ia mengalir dan mengalir, berkelok dan menyimpan keteduhanya yang melelapkan sampai ia tiada.

Aku berharap sekarang harapan itu tidak ada dulunya ketika semua berubah menjadi gila dan mulai menghinoptis bayanganku tentangmu, tapi tidak bisa, semua sudah terjadi.

Ketika setiap kenangan membawa kita kepada luka, dan mungkin luka itu tidak terlihat diluar tetapi terlihat di dalam , iyaa didalam hati yang mungkin terasa sampai saat ini.


Apa kah aku terlambat untuk mengakhiri semua ini? Lebih baik kita mengakhirinya tanpa memaksa untuk mengakhirinya, biarlah semua hilang dalam senyap, seperti harapan itu dulunya tidak pernah ada .



“ berharap datang untuk dicintai, ketika datang berharap untuk menetap dan ketika aku menetap, aku hanya bermimpi, aku hanya berdiri didepan untuk tersenyum bersama satu hati yang kuat tanpa rasa sakit “

hambar

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar